Powered By Blogger

Jumat, 23 Desember 2011

Bumi Kita Sekarang

Saat ini bumi kita semakin tidak bersahabat. Kita sering mengeluhkan bahwa pada siang hari matahari terasa begitu terik sedangkan malam hari terasa begitu dingin. Tidak salah jika kita merasa seperti itu. Karena data-data menunjukan bahwa bumi sudah mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan setiap tahunnya.
Hal ini menyebabkan lapisan ozon menipis dan sinar UV dari matahari tidak banyak tersaring lagi. Gunung es yang ada di kutub utara dan selatan pun sedikit demi sedikit mencair sehingga menyebabkan banyak bencana alam yang sekarang ini semakin lazim terjadi.
Apa yang menyebabkan semua ini? Mengapa lapisan ozon menipis? Inilah yang biasa kita sebut sebagai Global Warming atau pemanasan global. Pemanasan global pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup.
Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32 derajat Celcius.

Dampak Pemanasan Global

Sejak kira-kira tiga puluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warming atau pemanasan global, yang merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah perang dingin.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit. Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi:
- Gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai,
- Gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara
- Gangguan terhadap permukiman penduduk,
- Pengurangan produktivitas lahan pertanian,
- Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan iklim sehingga glacier di enam benua mulai mencair. Demikian juga lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair. Ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi. Kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di mana-mana menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.
Penyakit tropis seperti malaria, demam dengue, dan demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti. Bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah ke daerah yang lebih luas.
Selain itu, pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut dan polusi akibat kegiatan manusia.
Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan,  waktu migrasi yang terganggu, berkurangnya daerah jelajah dan berkurangnya persediaan makanan mereka.
Pemanasan global adalah masalah mendesak dan serius. Kita tidak perlu menunggu pemerintah untuk mencari solusi untuk masalah ini. Kita dapat membantu mengadopsi gaya hidup yang lebih bertanggung jawab. Ini satu-satunya cara masuk akal untuk menyelamatkan planet kita, sebelum terlambat.  Kita bisa mulai dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan, menggunakan plastik dan kertas seperlunya, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, memperbanyak jalan kaki, dan masih banyak hal-hal lain yang dapat dilakukan.
Masing-masing individu bertanggung jawab kepada Tuhan, individu lain, dan alam sekitar atas apa yang dilakukannya di muka bumi. Kita, sebagai manusia, sama-sama berkewajiban untuk memelihara lingkungan dan menjaga kelestariaannya. Maka, jangan tunggu hingga pemerintah merumuskan solusi untuk permasalahan pemanasan global. Mulailah dari diri sendiri, dari hal yang terkecil dan saat ini juga. Karena sedikit-banyak yang kita lakukan berpengaruh pada keberlangsungan bumi dan habitat lain. Kita bisa menjadi perusak ataupun menjadi penjaga alam ini. Ini adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan ada konsekuensinya. Mana yang Anda pilih?
“Masalah terbesar bukan tentang teknologi atau biaya, tetapi mengatasi hambatan politik, sosial dan perilaku dalam upaya mengurangi emisi (Bert Metz dan Detlef van Vuuren)”

Tata Surya Miliki Dua Anggota Lagi Seukuran Bumi, Planet Baru Ditemukan

Misi Kepler dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA) memastikan telah menemukan dua planet seukuran Bumi yang mengorbiti sebuah bintang seperti Matahari dalam sistem tata surya kita, demikian NASA seperti dikutip Reuters, Kamis (22/12)
NASA menyebut penemuan ini adalah tonggak bersejarah dalam misi pencarian planet-planet serupa Bumi.
Kedua planet yang dinamai Kepler-20e dan Kepler-20f ini adalah planet-planet terkecil di luar sistem tata surya yang dikonfirmasi mengelilingi sebuah bintang seperti Matahari, demikian NASA.
Kedua planet baru  ini terlalu dekat ke bintang mereka untuk bisa disebut berada di zona layak ditempati kehidupan (habitable zone) di mana ada air likuid pada permukaan planet.
"Penemuan ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa planet-planet seukuran Bumi ada di sekitar bintang-bintang lain (di luar Matahari) dan bahwa kita mampu mendeteksinya," kata Francois Fressin dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts.
Kedua planet baru ini diyakini sebagai planet berbatu.  Kepler-20e agak lebih kecil dibandingkan Venus, dengan radius 0,87 kali dari jari-jari Bumi.
Kepler-20f sedikit lebih besar dibandingkan Bumi dengan jari-jari 1,03 kali jari-jari Bumi. Kedua planet ini berada di sistem beranggotakan lima planet yang dinamai dengan Kepler-20, sedangkan jaraknya adalah 1.000 tahun cahaya dalam konstelasi Lyra.Kepler-20e mengorbiti bintangnya setiap 6,1 hari, sementara Kepler-20f mengorbit setiap 19,6 hari.Kepler-20f, yang bersuhu 800 derajat Fahrenheit, mirip dengan rata-rata hari planet Merkurius.
Suhu di permukaan Kepler-20e yang mencapai lebih dari 1.400 derajat Fahrenheit, bisa melelehkan kaca.
Teleskop ruang angkasa Kepler mendeteksi planet-planet dan calon planet dengan mengukur kekuatan cahaya lebih dari 150.000 bintang ketika planet-planet melintas di depan bintang-bintangnya. (*)

Arkeolog Temukan 'Tulisan' Aneh di Kota Daud Jerusalem. Milik Yahudi atau Palestina?

Tulisan atau sekadar torehan tanpa arti? Itu yang kini bikin pusing arkeolog yang menggali di Kota Daud (David) Jerusalem. Dalam satu ekskavasi baru-baru ini, arkeolog menemukan satu set torehan di atas batu. Umur torehan itu, diperkirakan, ribuan tahun lalu. Arkeolog mengklaim temuan ini penting. Mengapa?
Bentuk torehan itu cukup unik. Menyerupai huruf V dan terbalik-balik. Torehan ditemukan di salah satu struktur bangunan, yang disebut arkeolog sebagai lantai.Torehan dalamnya dua inci dengan panjang 20 inci.
Temuan ini unik, karenaini satu-satunya torehan berbentuk demikian yang pernah ditemukan arkeolog di Kota Daud, Jerusalem. Tak ada keterangan apapun terkait temuan ini.
"Torehan ini sangat aneh dan membuat kami penasaran. Saya tak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata arkeolog Eli Shukron.
Berdasarkan penanggalan relatif yang diambild ari serpihan keramik di sekitar lantai, diketahui bangunan ini telah digunakan sejak 800 tahun sebelum masehi.
Menurut arkeolog, temuan ini bertambah aneh karena konteksnya tak jelas. "Temuannya cukup besar dan berada tepat di sebelah kanan sumur kota Daud zaman dulu. Ini sepertinya penting," demikian arkeolog seperti dikutip Associated Press.
Di ruangan di dekat temuan itu, para arkeolog berhasil menemukan lem
penngan batu besar. Dari periodenya, kemungkinan lempengan ini berasal dari masa sebelum Israel tiba. Kemungkinan besar, seluruh kompleks bangunan yang sedang digali itu bukanlah kuil Yahudi.
Temuan ini cukup penting bagi Palestina dan Israel. Karena lokasinya berada di lahan yang terus disengkatakan. Israel mencaplok lahan itu ketika perang 1967. Namun hingga kini Palestina masih mengakui pemilik sah lahan. Penggalian arkeologi pun kontroversial, karena dilakukan oleh LSM Elad.
LSM ini erat hubungannya dari kelompok garis kanan Israel dan sangat pro permukiman atas Palestina. Saking bingungnya, arkeolog pun memajang foto temuan itu di Facebook untuk memancing minat masyarakat.
Apa sebenarnya arti torehan itu? Apakah berasal dari Palestina? Atau sebelum bangsa Yahudi datang menduduki? Anda mungkin tahu?

HIV Misterius Ditemukan di Prancis

Jenis infeksi HIV langka telah ditemukan pada seorang pria di Prancis yang baru kembali dari Togo, sebuah negara di kawasan Afrika barat, Jumat (25/11).
Sejauh ini baru segelintir orang didiagnosa dengan jenis HIV-1 grup-N tersebut. Mereka semua berada di Kamerun. Tetapi, kasus baru pada pria di Prancis menunjukkan bahwa jenis infeksi HIV itu juga ada di negara-negara lain.
Wartawan Sains BBC, Neil Bowdler, melaporkan pria itu berusia 57 tahun. Dia tinggal di Prancis dan baru-baru ini bepergian ke Togo. Di negara itu, dia menjalin hubungan seksual dengan pasangannya warga setempat.
Pria itu dibawa ke Rumah Sakit Saint Louis, Paris, Januari lalu. Gejala-gejala yang timbul antara lain demam tinggi, timbul ruam, dan bisul.
"Pemeriksaan menunjukkan penurunan dini apa yang disebut jumlah sel CD4, tanda penting bagi infeksi HIV," lapor Neil Bowdler.
Varian HIV ini pertama kali ditemukan pada seorang perempuan Kamerun pada 1998. Para ilmuwan mengatakan kasus ini kemungkinan lebih terkait dengan virus yang menyerang kekebalan tubuh pada simpanse liar dibanding HIV umum.
Penemuan HIV jenis baru mungkin tidak memberikan arti signifikan. Tetapi, hal ini menunjukkan bahwa virus tersebut menyebar ke penduduk di luar wilayah Kamerun. Tim dokter yang mendiagnosa kasus baru di Prancis mengatakan penemuan tersebut menekankan pentingnya pemantauan HIV secara ketat.
"Infeksi utama dalam kasus HIV-1 grup-N menunjukkan bahwa grup langka ini sekarang menyebar di luar Kamerun yang menekankan pentingnya pemantauan epidemi HIV secara terus menerus," kata tim dokter yang dipimpin oleh Profesor Francois Simon.